Selasa, 07 April 2009

Jangan Pernah Takut

Kenapa Mesti Takut....?

Dunia hanyalah tempat tinggal sementara. Dunia ini hanyalah sebuah kehidupan yang menjembatani diantara dua kehidupan, yaitu kehidupan alam rahim dan alam kubur. Dunia ini hanyalah tempat kita mencari bekal untuk sebuah kehidupan yang kekal abadi. Kebahagian dan kesedihan, surga dan neraka tergantung pada sejauh mana bekal yang kita kumpulkan di dunia dan serta ridho-Nya.

Kehidupan dan dunia ini salah satunya diperuntukan bagi penyandang gelar makhluk yang paling sempurna, yaitu manusia yang mempunyai akal, pikiran, dan nafsu dengan segala kemauannya. Manusia-kita- diberi kemampuan untuk mengolah, memelihara dan memanfaatkan dunia beserta isinya demi kesejahteraannya, baik di dunia maupun kehidupan nanti.

Dunia merupakan sebuah negeri yang penuh cobaan, rintangan dan tantangan. Dunia bukanlah sebuah negeri dongeng dengan segala kisah klisenya, tapi dunia adalah sebuah negeri nyata yang mesti kita hadapi dengan segala isinya, baik yang real maupun yang abstrak, misalnya masalah hidup. Allah menciptakan semua itu, tiada lain agar manusia dapat menggunakan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Segala permasalahan di dunia ini akan membuat manusia dapat hidup bahagia, hidup, dan berpikir lebih dewasa. Bayangkan, jika kehidupan ini tanpa ada masalah, keinginan, dan kebutuhan, apa yang akan terjadi? Apakah seperti sebuah “perkampungan” yang tidak mempunyai masalah dunia? Apakah seperti itu ?

Apakah Anda tahu perkampungan yang dimaksud? Dalam buku karya Billi P.S Lim, yang berjudul : Berani Gagal, dia bercerita bahwa saat pertama kali menghadiri seminar. Di satu sesi, kami ditanya satu persoalan mudah, atau begitulah yang kami pikirkan. “ Siapa yang tidak ingin mempunyai masalah, silahkan angkat tangan”. Bagi kami jawabannya mudah sekali! Setiap orang mengangkat tangannya. Pengajar kemudian memberi tahu bahwa setiap hari ketika bekerja ia akan melalui suatu tempat yang semua “penduduknya” tidak mempunyai masalah langsung. Ia bertanya kepada kami, apakah ada yang ingin meniru orang-orang itu? Karena kami semua telah mengangkat tangan. Kami ingat ia bergurau. Tetapi meneruskan ceritanya dan memberi tahu bahwa orang-orang ini tidak mempunyai koran untuk dirisaukan, tidak ada masalah makanan, pekerjaan, rumahtangga, keuangan-bahkan tidak ada masalah langsung!

Rasa ingin tahu kami bertambah dan akhirnya ia memberi tahu tempat itu. Tempat itu adalah sebuah kuburan yang semua penduduknya telah mati. Ya telah mati.

Mungkin seperti itu kalau hidup di dunia ini tanpa ada sebuah masalah. Selain itu, tidak akan merasakan betapa nikmatnya sebuah perjuangan yang dirasakan. Hidup tanpa perjuangan. Hidup tanpa masalah, ibarat sebuah wayang yang dimainkan oleh Sang dalang tanpa diberikan sebuah pilihan untuk memilih- menjadi apa, ingin apa dan sebagainya.

Meski kehidupan ini berjalan dari sebuah fase ke fase yang lain. Seperti ibarat sebuah sinetron yang silih berganti dari satu episode ke episode berikutnya. Tapi kehidupan kita bukan sebuah sinetron yang di plot harus begitu sesuai dengan skenario Sang produser dan bukan pula sebuah kisah wayang yang digerakan oleh dalang tanpa si wayang diberi pilihan. Namun, kehidupan kita merupakan kehidupan yang diberi kebebasan segalanya untuk memilih, bahagia atau celaka, usaha atau diam, berpikir atau tidak, dan sebagainya, kecuali tentang kematian, itu pasti.

Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, hadapilah dan jangan pernah takut. Ketakutan hanyalah akan menghantarkan kita pada kegagalan. Tapi jangan pula kita takut gagal, karena justru dengan kegagalan akan menghantarkan kapada sebuah kesuksesan yang sempurna. Jangan pernah takut gagal karena jika takut gagal, kapan kita akan berbuat dan kapan kita akan bermimpi? Maukah mewujudkan impian Anda?

Mari merenung sejenak, seberapa banyak impian yang melayang karena ketakutan sebelum memulai. Seberapa banyak usaha yang gagal karena berhenti ditengah jalan. Seberapa banyak kesempatan yang hilang karena kita tidak berani mengambil peluang dan resiko untuk sukses di masa depan. Dan, seberapa banyak pengorbanan tenaga, pikiran dan harta yang hilang begitu saja karena mendengar ocehan orang yang ingin menjatuhkan keyakinan dan semangat berjuang kita. Sekarang, mari kita tatap masa depan dengan senyuman dan keyakinan bahwa kita bisa menggenggam masa depan dengan kesuksesan.

Sekali lagi jangan pernah takut bila ingin menuai kesuksesan. Jangan pernah takut. Sekali lagi katakan kepada diri Anda : “ Saya tidak akan pernah takut untuk berbuat...”. Pepatah ekstrim mengatakan : Jangan takut untuk maju. Yang takut hanyalah cecurut. Yang takut hanyalah pengecut. Yang takut hanyalah bersiap untuk bangkrut. Kemajuan, kesuksesan dan uthopia ada di genggaman orang yang tidak pernah takut bukan di tangan orang penakut seperti cecurut “.

Masalah Demi Masalah, Hanyalah Batu Loncatan

Kadang manusia yang diciptakan dengan sempurna, yang dikaruniai akal, napsu dan pikiran menyerah begitu saja. Seolah ia kalah dengan seekor belut yang begitu gigihnya melepaskan diri saat ditangkap oleh manusia. Ia berusaha dengan memanfaatkan kelicinan tubuhnya untuk melepaskan diri. Padahal seekor belut tidak pernah berpikir tentang cara bagaimana melepaskan diri. Padahal belut tidak pernah sekolah dan membaca buku tentang bagaimana cara menjalani kehidupan ini. Kita adalah manusia, jangan pernah kalah dengan belut. Kita mempunyai akal yang mampu berpikir lebih kritis saat menghadapi masalah bertubi-tubi.

Anda pernah mengembala kerbau? Atau pernah melihat anak kecil menggembala kerbau? Ada cerita bagaimana cerdasnya otak kita dan lihainya kecerdikan kita dibandingkan makhluk yang lainnya, termasuk kura-kura yang begitu pintar dan licik dalam negeri dongeng. Ada seekor kerbau yang setiap pagi dibawa oleh seorang anak penggembala yang masih kecil menuju sawah untuk dibajak. Jika tidak ada pekerjaan, kerbau itu oleh penggembala dibawa ke daerah yang banyak rumputnya. Kemana pun kerbau itu dibawa selalu saja nurut kepada majikannya yang seorang anak kecil.

Suatu saat, saat si kerbau sedang sendirian. Ada seekor harimau menghampiri kerbau itu. Si harimau itu berkata,

“ Hae Kerbau!”, kata si harimau menyapa. “ Saya sudah beberapa hari mengamati kamu. Kamu selalu nurut saja dibawa-bawa atau disuru-suruh oleh majikan kecilmu. Manusia majikanmu itu sangat kecil dibanding kamu. Kenapa tidak kamu tubruk saja? Pasti dia terpental jauh atau mati. Kamu jadi bebas seperti saya. Bebas kemanapun saya mau”.

“Saya takut kepada anak kecil itu”, Jawab si kerbau.

“Ha ha ha, dasar bodoh kamu. Masa badan kamu yang besar takut kepada anak kecil?” ejek si harimau sambil menertawakan.

“Kamu juga akan takut jika kamu mengetahui kelebihan manusia” kata si kerbau menjelaskan.

“Apa sih kelebihan manusia itu, koq bisa membuat kamu takut?” tanya si harimau penasaran.

Tidak lama kemudian, anak penggembala tersebut datang. Langsung saja si harimau menyapanya.

“Hey anak manusia!! Kata si kerbau kamu mempunyai kelebihan yang membuat dia takut. Apa itu?”

Anak pengembala itu menjawab, “Saya sebagai manusia diberikan kelebihan oleh Pencipta, yaitu berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya”

“Akal itu apa, boleh saya melihat akal kamu? Jika kamu tidak menunjukkan, saya akan memakan kamu.” Tanya harimau sambil mengancam.

“Wah saya tidak bisa memperlihatkannya, karena akal saya tertinggal di rumah”

“Kalau begitu kamu ambil dulu.” Kata si harimau dengan nada mendesak.

“Saya bisa saja mengambilnya, tetapi percuma. Kamu akan lari.” Jawab pengembala tidak mau kalah.

“Saya janji, saya tidak akan lari” kata harimau dengan percaya diri.

“Sekarang kamu berkata demikian, setelah melihat saya membawa akal, kamu pasti lari. Bagaimana kalau kamu saya ikat? Supaya kamu tidak lari nanti.”

“Setuju” jawab harimau.

Kemudian si anak penggembala tersebut mengikat harimau tersebut di sebuah pohon. Bukan saja tidak bisa lari, tetapi sampai tidak bisa bergerak leluasa. Setelah mengikat si anak pun pergi.

Kerbau yang mengamati dari tadi tertawa, melihat nasib harimau.

“Sekarang kamu bisa apa?” tanya si kerbau. Harimau tidak bisa menjawab, dia panik dan ingin melepaskan diri tetapi tidak bisa.

“Itulah akal manusia, he he” kata si kerbau sambil pergi mengikuti majikannya.

Hebat bukan akal kita?

Cerdik bukan anak kecil tersebut ?

Jangan pernah takut, keledai pun bisa berhasil. Apalagi kita sebagai makhluk yang sempurna. Mari kita mengambil hikmah dari seekor keledai. Ada seekor keledai yang sedang menghadapi masalah besar. Ketika kematian sedang menanti diujung tenggorokan. Tapi ia begitu berhasil melewati tahap demi tahap masalah tersebut. Kuncinya adalah : Tidak pernah takut dan berusaha memaksimalkan setiap kesempatan yang ada.

Keledai tersebut milik seorang petani yang jatuh ke dalam sumur. Sementara petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan bahwa keledai itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai. Ia mengajak tetangganya untuk membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, Si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun kebawah, lalu menaiki tanah tersebut. Si petani terus menuangkan tanah-tanah kotor ke atas punggung keledai itu, namun si keledai juga terus mengguncang-gincangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dan kemudian melarikan diri.

Setiap masalah adalah batu loncatan untuk kita melangkah. Kehidupan ini terus memberikan manusia masalah demi masalah seperti kotoran-kotoran tanah yang dituangkan petani tersebut. Tapi yang paling penting sejauh mana dan sebesar apa usaha kita untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Apapun masalah yang diberikan Tuhan untuk kita, sesuai dengan kemampuan kita untuk mengatasinya. Setiap masalah yang diberikan, Tuhan menyertainya dengan solusi yang sesuai. Ingat bahwa setiap masalah ada solusinya. Setiap penyakit ada obatnya dan setiap kesusahan disertai dengan kemudahan. Hanya kadang keangkuhan dan keputusasaan yang merintangi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Besar kecilnya masalah tergantung kepada cara penyikapan kita terhadap masalah tersebut.

Sebesar apapun masalah yang dihadapi akan terasa kecil, apabila disertai dengan kesabaran dan kebesaran hati dalam menghadapi masalah tersebut serta sejauh mana doá, usaha, ikhtiar dan ketawakalan kita dalam memahami atau menghadapi masalah tersebut.

Live is Learn!

Hidup adalah belajar. Betulkah hidup ini sebuah pembelajaran? Jawabannya : Betul bahwa hidup adalah belajar. Akhir dari belajar kita adalah pada saat kematian telah menjemput. Itulah akhir dari belajar kita.

Kehidupan kita banyak menentang arus dan dengan menentang arus tersebut, kita menjadi manusia yang sukses seperti sekarang ini. Dengan menentang arus, kita menjadi manusia yang tangguh lahir dan batin. Hari yang indah, tak menyangka aku akan melihat seorang anak bermain layang-layang. Kebetulan di depan kosanku ada lapangan kosong tempat olahraga dan sebagainya. Ku perhatikan bagaimana layang-layang tersebut bisa terbang tinggi dan jauh. Layang-layang tersebut bukan mengikuti angin bertiup tapi bisa terbang karena menentang tiupan angin, artinya layang-layang tersebut bergerak menentang arah angin sehingga layang-layang tersebut sukses terbang. Begitu pula dengan kehidupan kita, bila kita ingin sukses hadapi dan jangan mengikuti apa yang seharusnya tidak perlu di ikuti. Misalnya, kita menghadapi rasa malas dalam berkerja. Maka solusinya adalah hadapi masalah tersebut dan “tentang “ kemauan untuk bermalas-malasan.

Pernah Anda main ke laut atau menumpang kapal laut? Seorang pelaut sukses karena mereka tidak takut dan getir tatkala menghadapi terpaan badai, angin dan ombak lautan yang ganas.

Sekali lagi hidup ini adalah belajar, belajar dan belajar. Masih ingat tentang sebuah iklan yang menyatakan, “ Kalau ingin pintar, ya belajar dan jangan lupa minum......”. Hidup, masalah, dan belajar adalah sesuatu yang tidak asing lagi bahkan setiap saat kita melakukannya. Ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena ketiganya saling melengkapi kecuali di “sebuah kampung yang tidak mempunyai masalah langsung“. Jangan pernah takut untuk gagal dalam mengambil setiap peluang kehidupan. Jangan pernah takut untuk salah. Toh, hidup kita sebuah pembelajaran. Jadi, jangan pernah takut untuk apapun. Karena jika tidak berhasil dan sukses dalam suatu momen, maka tidak ada yang salah : hidup ini adalah belajar untuk berhasil dan sukses.

Paling penting adalah berikan yang terbaik untuk diri, keluarga, isteri, anak dan oranglain yang dicintai. Kalau bisa hari ini, jangan menunggu hari esok karena mungkin detik berikutnya kita telah tiada dan kalau kita masih ada, mungkin cerita telah berganti. Ingat bahwa hidup kita Cuma tiga hari, yaitu hari ini, hari esok dan hari yang telah di lalui.

Yang pertama : Hari kemarin

Anda tidak bisa mengubah apapun yang telah terjadi.

Anda tidak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.

Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin

Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja....

Yang kedua : Hari esok

Hingga mentari esok hari terbit

Anda tidak tahu apa yang akan terjadi.

Anda tak tahu bisa melakukan apa esok hari

Esok hari belum tiba: biarkan saja....

Yang tersisa hanyalah hari ini

Pintu masa lalu telah tertutup

Pintu masa depan pun belum terbuka

Pusatkan saja diri anda untuk hari ini

Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini.

Bila anda mampu memaafkan hari kemarin

Dan melepaskan ketakutan esok hari

Hiduplah hari ini; karena hari ini yang abadi

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati

Meski mereka berlaku buruk pada anda.

Cintailah seseorang dengan penuh arti.

Karena mungkin esok cerita sudah berganti.

Jangan biarkan masa lalu mengekangmu

Atau masa depan membuatmu limbung

Lakukan yang terbaik hari ini dan lakukan sekarang juga!!!

Mulai hari ini, kita harus berani menapaki hidup. Berani untuk bermimpi dan berani untuk memulai. Tulislah di dinding kamar atau buku harian Anda hal berikut :


Hidup ini adalah sebuah langkah dalam menapaki sebuah kehidupan. Dengan hidup, kita akan mengerti apa arti menjadi manusia yang sesungguhnya. Dengan hidup pula kita akan mengerti untuk apa kita diciptakan. Dengan hidup juga, kita akan mengerti tentang tujuan hidup kita. Sukses atau gagal adalah sebuah pilihan. Kesuksesan dan kegagalan tergantung pada sejauh mana usaha dan rasa syukur kita.

Sekarang kepalkan tangan Anda dan katakan :

Àku tidak ingin menjadi insan biasa

Adalah hakku untuk menjadi beda

Aku mencari kesempatan, bukan jaminan

Aku tidak ingin menjadi warga peliharaan

Lemah dan terperdaya

Jika terbiasa dengan lindungan negara

Aku ingin mengambil resiko

Mimpi dan merintis, gagal dan sukses,

Tidak akan kutukarkan dengan santunan pengangguran

Lebih kusukai cobaan hidup daripada santunan

Kegairahan pencapaian daripada hidup hambar

Takkan kugadaikan kebebasan dengan uang sumbangan

Tidak juga harga diri dengan sedekah

Tak kan takut dihadapan tuan,

Tidak juga akan tunduk kepada ancaman.

Sudah menjadi warisanku untuk senantiasa

Berdiri teguh, bangga dan tidak gentar

Berpikir dan bertindak untuk diri sendiri

Dan berkata, “ INILAH YANG TELAH KULAKUKAN “.

Inilah arti sebenarnya menjadi insan manusia.

Hidup kita tinggal detik ini. Jadi Apa yang harus dilakukan?

Waktu yang tersisa untuk hidup kita hanyalah detik ini. Waktu yang jadi milik kita adalah waktu-waktu yang telah terlewati. Waktu yang telah kita kecap dan nikmati. Waktu yang tersisa buat kita hanyalah detik ini. Bukan detik selanjutnya. Karena kita tidak akan tahu dengan detik selanjutnya, apakah kita masih bernapas atau tidak. Kalau pun kita masih bisa menikmati detik-detik selanjutnya merupakan anugerah terindah, nikmat yang besar dan kita masih diberikan amanah untuk mengumpulkan amal lebih banyak lagi. Lalu apa yang harus dilakukan dengan detik ini ? Jawabannya : berikan yang terbaik untuk diri, keluarga, isteri, anak dan saudara-saudara kita. Lakukan apa yang bisa kita lakukan. Jadikan setiap detik yang kita nikmati menjadi detik yang penuh keberkahan, detik yang penuh ibadah, detik yang penuh amal kebaikan dan detik yang terakhir bagi kita.

Detik selanjutnya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Apakah kita telah tiada, ataukah kita dalam keadaan sakit sehingga tidak bisa membantu orang lain seperti aktivitas sehari-hari. Hiduplah seperti engkau akan mati detik berikutnya. Beramallah seperti engkau tidak akan bisa beramal detik berikutnya. Segala aktivitas awali dengan membiasakan diri dengan membaca basmalah, dan mengakhirinya dengan hamdalah. Ketika kegiatan berlangsung, jangan lupa berdzikir dengan mengingat asma-Nya.

Hiduplah seperti engkau akan mati detik berikutnya, tapi bukan berarti kita tidak boleh merencanakan dan mempunyai mimpi ke masa depan. Justeru dengan bertolak dari hal tersebut kita akan merencanakan kehidupan yang lebih baik lagi. Investasikan harta buat masa depan kita. Harta yang kita miliki sebenarnya adalah harta yang sudah kita makan dan yang diamalkan. Ingat bahwa Allah berfirman bahwa,

“ Sesungguh Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka menguubah nasib mereka sendiri “. ( QS. Ar-Rad : 11 )

Seharusnya kehidupan kita bertolak dari ayat tersebut, baik dalam segala aktivitas kita maupun rancangan masa depan kita.

Detik-detik ini berikanlah yang terbaik, jangan sampai ada penyesalan di detik berikutnya. Berikan yang terbaik dan yang terbaik. Masa depan telah menantimu. Tersenyumlah saudaraku...!

Jumat, 24 Oktober 2008

ENzim Restrisi

Tugas Bioteknologi
Nama Enzim Restriksi dan Lokasinya

Nama : Taufik Hidayat
NIM : 050250
Kelas : B

No.
Nama Enzim
Organisme Asal
Sekuen Pengenal
Cut
1
EcoRI
Escherichia coli
5'GAATTC3'CTTAAG
5'---G AATTC---3'3'---CTTAA G---5'
2
EcoRII
Escherichia coli
5'CCWGG3'GGWCC
5'--- CCWGG---3'3'---GGWCC ---5'
3
BamHI
Bacillus amyloliquefaciens
5'GGATCC3'CCTAGG
5'---G GATCC---3'3'---CCTAG G---5'
4
HindIII
Haemophilus influenzae
5'AAGCTT3'TTCGAA
5'---A AGCTT---3'3'---TTCGA A---5'
5
TaqI
Thermus aquaticus
5'TCGA3'AGCT
5'---T CGA---3'3'---AGC T---5'
6
NotI
Nocardia otitidis
5'GCGGCCGC3'CGCCGGCG
5'---GC GGCCGC---3'3'---CGCCGG CG---5'
7
HinfI
Haemophilus influenzae
5'GANTC3'CTNAG
5'---G ANTC---3'3'---CTNA G---5'
8
Sau3A
Staphylococcus aureus
5'GATC3'CTAG
5'--- GATC---3'3'---CTAG ---5'
9
PovII*
Proteus vulgaris
5'CAGCTG3'GTCGAC
5'---CAG CTG---3'3'---GTC GAC---5'
10
SmaI*
Serratia marcescens
5'CCCGGG3'GGGCCC
5'---CCC GGG---3'3'---GGG CCC---5'
11
HaeIII*
Haemophilus aegyptius
5'GGCC3'CCGG
5'---GG CC---3'3'---CC GG---5'
12
AluI*
Arthrobacter luteus
5'AGCT3'TCGA
5'---AG CT---3'3'---TC GA---5'
13
EcoRV*
Escherichia coli
5'GATATC3'CTATAG
5'---GAT ATC---3'3'---CTA TAG---5'
14
KpnI[29]
Klebsiella pneumoniae
5'GGTACC3'CCATGG
5'---GGTAC C---3'3'---C CATGG---5'
15
PstI[29]
Providencia stuartii
5'CTGCAG3'GACGTC
5'---CTGCA G---3'3'---G ACGTC---5'
16
SacI[29]
Streptomyces achromogenes
5'GAGCTC3'CTCGAG
5'---GAGCT C---3'3'---C TCGAG---5'
17
SalI[29]
Streptomyces albus
5'GTCGAC3'CAGCTG
5'---G TCGAC---3'3'---CAGCT G---5'
18
ScaI[29]
Streptomyces caespitosus
5'AGTACT3'TCATGA
5'---AGT ACT---3'3'---TCA TGA---5'
19
SphI[29]
Streptomyces phaeochromogenes
5'GCATGC3'CGTACG
5'---G CATGC---3'3'---CGTAC G---5'
20
StuI [30][31]
Streptomyces tubercidicus
5'AGGCCT3'TCCGGA
5'---AGG CCT---3'3'---TCC GGA---5'
21
XbaI[29]
Xanthomonas badrii
5'TCTAGA3'AGATCT
5'---T CTAGA---3'
3'---AGATC T---5'
22
BalI
Brevibacterium albidum
TGG↓CCA

23
BsuRI
Bacillus subtilis
GG↓CC

24
HhaI
Haemophilus haemolyticus
GCG↓C

25
BamNxI

GGWCC

26
AbeI

CCTCAGC


Nama Enzim
Recognition Sequence
Compatible ends(at this website)
ReactionConditions
AarI
...CACCTGCNNNNNNNNN......GTGGACGNNNNNNNNN...
None
37oC
AasI
...GACNNNNNNGTC......CTGNNNNNNCAG...
DrdI, DseDI
37oC
AatII
...GACGTC......CTGCAG...
ZraI
37oC
AccI
...GTMKAC......CAKMTG...
FblI, XmiI
37oC
AccII
...CGCG......GCGC...
Bsh1236I, BstFNI, BstUI, MvnI
37oC
AccIII
...TCCGGA......AGGCCT...
Aor13HI, BlfI, BseAI, Bsp13I, BspEI, Kpn2I, MroI
65oC
Acc16I
...TGCGCA......ACGCGT...
AviII, FspI, NsbI
37oC
Acc36I
...ACCTGCNNNNNNNNN......TGGACGNNNNNNNNN...
BfuAI, BspMI, BveI
37oC
Acc65I
...GCTACC......CCATGG...
Asp718I
37oC
AccB1I
...GGYRCC......CCRYGG...
BanI, BshNI, BspT107I
37oC
AccB7I
...CCANNNNNTGG......GGTNNNNNACC...
PflMI, Van91I
37oC
AccBSI
...CCGCTC......GGCGAG...
BsrBI, MbiI
37oC
AciI
...CCGC......GGCG...
SsiI
37oC
AclI
...AACGTT......TTGCAA...
Psp1406I
37oC
AclWI
...GGATCNNNNNN......CCTAGNNNNNN...
AlwI, BspPI
37oC
AcsI
...RAATTY......YTTAAR...
ApoI, XapI
50oC
AcuI
...CTGAAGNNNNNNNNNNNNNNNNN......GACTTCNNNNNNNNNNNNNNNNN...
Eco57I
37oC
AcvI
...CACGTG......GTGCAC...
BbrPI, Eco72I, PmaCI, PmlI, PspCI
37oC
AcyI
...GRCGYC......CYGCRG...
BsaHI, BstACI, Hin1I, Hsp92I
50oC
AdeI
...CACNNNGTG......GTGNNNCAC...
DraIII
37oC
AfaI
...GTAC......CATG...
RsaI
37oC
AfeI
...AGCGCT......TCGCGA...
Aor51HI, Eco47III
37oC
AflII
...CTTAAG......GAATTC...
BfrI, BspTI, Bst98I, MspCI, Vha464I
37oC
AflIII
...ACRYGT......TGYRCA...
None
37oC
AgeI
...ACCGGT......TGGCCA...
BshTI, CspAI, PinAI
37oC
AhdI
...GACNNNNNGTC......CTGNNNNNCAG...
AspEI, DriI, Eam1105I, EclHKI
37oC
AhlI
...ACTAGT......TGATCA...
BcuI, SpeI
37oC
AjnI
...NCCWGGN......NGGWCCN...
EcoRII, Psp6I, PspGI
55oC
AleI
...CACNNNNGTG......GTGNNNNCAC...
OliI
37oC
AluI
...AGCT......TCGA...
None
37oC
Alw21I
...GWGCWC......CWCGWG...
AspHI, Bbv12I, BsiHKAI
37oC
Alw26I
...GTCTCNNNNNN......CAGAGNNNNNN...
BsmAI
37oC
Alw44I
...GTGCAC......CACGTG...
ApaLI, VneI
37oC
AlwI
...GGATCNNNNNN......CCTAGNNNNNN...
AclWI, BspPI
37oC
AlwNI
...CAGNNNCTG......GTCNNNGAC...
CaiI
37oC
Ama87I
...CYCGRG......GTGCYC...
AvaI, BsiHKCI, BsoBI, Eco88I
37oC
Aor13HI
...TCCGGA......AGGCCT...
AccIII, BlfI, BseAI, Bsp13I, BspEI, Kpn2I, MroI
37oC
Aor51HI
...AGCGCT......TCGCGA...
AfeI, Eco47III
37oC
ApaI
...GGGCCC......CCCGGG...
None
37oC
ApaLI
...GTGCAC......CACGTG...
Alw44I, VneI
37oC
ApeKI
...GCWGC......CGWCG...
TseI
37oC
ApoI
...RAATTY......YTTAAR...
AcsI, XapI
50oC
AscI
...GGCGCGCC......CCGCGCGG...
SgsI
37oC
AseI
...ATTAAT......TAATTA...
PshBI, VspI
37oC
AsiSI
...GCGATCGC......CGCTAGCG...
SgfI
37oC
AspI
...GACNNNGTC......CTGNNNCAG...
PflFI, PsyI, Tth111I
37oC
Asp700I
...GAANNNNTTC......CTTNNNNAAG...
MroXI, PdmI, XmnI
37oC
Asp718I
...GGTACC......CCATGG...
Acc65I
37oC
AspA2I
...CCTAGG......GGATCC...
AvrII, BlnI, XmaJI
37oC
AspEI
...GACNNNNNGTC......CTGNNNNNCAG...
AhdI, DriI, Eam1105I, EclHKI
37oC
AspHI
...GWGCWC......CWCGWG...
Alw21I, Bbv12I, BsiHKAI
37oC
AspLEI
...GCGC......CGCG...
BstHHI, CfoI, HhaI
37oC
AspS9I
...GGNCC......CCNGG...
Cfr13I, Sau96I
37oC
AssI
...AGTACT......TCATGA...
ScaI, ZrmI
37oC
AsuII
...TTCGAA......AAGCTT...
Bpu14I, Bsp119I, BspT104I, BstBI, Csp45I, NspV, SfuI
37oC
AsuC2I
...CCSGG......GGSCC...
BcnI, NciI
37oC
AsuHPI
...GGTGANNNNNNNNN......CCACTNNNNNNNNN...
HphI
37oC
AsuNHI
...GCTAGC......CGATCG...
NheI
37oC
AvaI
...CYCGRG......GRGCYC...
Ama87I, BsiHKCI, BsoBI, Eco88I
37oC
AvaII
...GGWCC......CCWGG...
Bme18I, Eco47I, SinI, VpaK11BI
37oC
AviII
...TGCGCA......ACGCGT...
Acc16I, FspI, NsbI
37oC
AvrII
...CCTAGG......GGATCC...
AspA2I, BlnI, XmaJI
37oC
AxyI
...CCTNAGG......GGANTCC...
Bse21I, Bsu36I, Eco81I
37oC


Enzyme name
Recognition Sequence
Compatible ends(at this website)
ReactionConditions
BalI
...TGGCCA......ACCGGT...
MluNI, MlsI, MscI, Msp20I
37oC
BamHI
...GGATCC......CCTAGG...
None
37oC
BanI
...GGYRCC......CCRYGG...
AccB1I, BspT107I
50oC
BanII
...GRGCYC......CYCGRG...
Eco24I, EcoT38I, FriOI
37oC
BauI
...CACGAG......GTGCTC...
BshNI, BssSI, Bst2BI
37oC
BbeI
...GGCGCC......CCGCGG...
KasI, NarI, SfoI
37oC
BbrPI
...CACGTG......GTGCAC...
AcvI, Eco72I, PmaCI, PmlI, PspCI
37oC
BbsI
...GAAGACNNNNNNN......CTTCTGNNNNNNN...
BpiI, BpuAI, BstV2I
37oC
BbuI
...GCATGC......CGTACG...
PaeI, SphI
37oC
BbvI
...GCAGCNNNNNNNNNNNNN......CGTCGNNNNNNNNNNNNN...
BseXI, BstV1I
37oC
Bbv12I
...GWGCWC......CWCGWG...
Alw21I, AspHI, BsiHKAI
37oC
BbvCI
...CCTCAGC......GGAGTCG...
None
37oC
BccI
...CCATCNNNNNN......GGTAGNNNNNN...
None
37oC
BceAI
...ACGGCNNNNNNNNNNNNNNN......TGCCGNNNNNNNNNNNNNNN...
None
37oC
BciVI
...GTATCCNNNNNNN......CATAGGNNNNNNN...
BfuI
37oC
BclI
...TGATCA......ACTAGT...
FbaI, Ksp22I
50oC
BcnI
...CCSGG......GGSCC...
AsuC2I, NciI
37oC
BcuI
...ACTAGT......TGATCA...
AhlI, SpeI
37oC
BfaI
...CTAG......GATC...
FspBI, MaeI, XspI
37oC
BfmI
...CTRYAG......GAYRTC...
BpcI, BstSFI, SfcI
37oC
BfrI
...CTTAAG......GAATTC...
AflII, BspTI, Bst98I, MspCI, Vha464I
37oC
BfrBI
...ATGCAT......TACGTA...
None
37oC
BfuI
...GTATCCNNNNNNN......CATAGGNNNNNNN...
BciVI
37oC
BfuAI
...ACCTGCNNNNNNNNN......TGGACGNNNNNNNNN...
Acc36I, BspMI, BveI
50oC
BfuCI
...NGATCN......NCTAGN...
Bsp143I, BstMBI, DpnII, Kzo9I, MboI, NdeII, Sau3AI
37oC
BglI
...GCCNNNNNGGC......CGGNNNNNCCG...
None
37oC
BglII
...AGATCT......TCTAGA...
None
37oC
BlfI
...TCCGGA......AGGCCT...
AccIII, Aor13HI, BseAI, Bsp13I, BspEI, Kpn2I, MroI
not known
BlnI
...CCTAGG......GGATCC...
AspA2I, AvrII, XmaJI
37oC
BlpI
...GCTNAGC......CGANTCG...
Bpu1102I, Bsp1720I, CelII
37oC
Bme1390I
...CCNGG......GGNCC...
MspR9I, ScrFI
37oC
Bme1580I
...GKGCMC......CMCGKG...
BseSI
37oC
Bme18I
...GGWCC......CCWGG...
AvaII, Eco47I, SinI, VpaK11BI
37oC
BmgBI
...CACGTC......GTGCAG...
BtrI
37oC
BmrI
...ACTGGGNNNNNN......TGACCCNNNNNN...
BmuI
37oC
BmuI
...ACTGGGNNNNNN......TGACCCNNNNNN...
BmrI
37oC
BmtI
...GCTAGC......CGATCG...
NheI
37oC
BmyI
...GDGCHC......CHCGDG...
Bsp1286I, MhlI, SduI
37oC
BoxI
...GACNNNNGTC......CTGNNNNCAG...
BstPAI, PshAI
37oC
BpcI
...CTRYAG......GAYRTC...
BfmI, BstSFI, SfcI
not known
BpiI
...GAAGACNNNNNNN......CTTCTGNNNNNNN...
BbsI, BpuAI, BstV2I
37oC
BpmI
...CTGGAGNNNNNNNNNNNNNNNNN......GACCTCNNNNNNNNNNNNNNNNN...
GsuI
37oC
BptI
...CCWGG......GGWCC...
BseBI, Bst2UI, BstNI, BstOI, Bst2UI, MvaI
not known
Bpu10I
...CCTNAGC......GGANTCG...
None
37oC
Bpu1102I
...GCTNAGC......CGANTCG...
BlpI, Bsp1720I, CelII
37oC
Bpu14I
...TTCGAA......AAGCTT...
AsuII, Bsp119I, BspT104I, BstBI, Csp45I, Nsp V, SfuI
37oC
BpuAI
...GAAGACNNNNNNN......CTTCTGNNNNNNN...
BbsI, BpiI, BstV2I
37oC
BpuEI
...CTTGAGNNNNNNNNNNNNNNNNN......GAACTCNNNNNNNNNNNNNNNNN...
None
25oC
Sumber Pustaka :
www.wikipedia.org
www.bima.ipb.ac